Deteksinfo, Pemalang – Tahu Gejrot Cirebon memiliki cerita sejarah seperti makanan khas lainnya, makanan ini berasal dari Desa Jatiseeng, kecamatan Ciledug, kabupaten Cirebon, Jawa Barat .
Tahu gejrot muncul tidak lepas dari pabrik tahu milik keturunan Tionghoa di Jatiseeng .
Di Pemalang Jawa tengah, tepatnya di depan sebuah super market alun – alun, ada pedagang tahu gejrot yang seharinya bisa menghabiskan ribuan biji tahu-tahu kecil sebagai bahan makanan super pedas ini. Ribuan tahu tersebut di kemas dalam wadah puluhan basket yang satu basket atau keranjangannya berisi 400-an tahu .
Pardi pedagang tahu gejrot yang berasal dari Kersana, kabupaten Brebes ini sudah berdagang kuliner pedas ini selama 15 tahun.
Mulai merintis dengan omzet kecil, hingga sekarang bisa mendapatkan omzet jutaan dalam sehari.
Mulai membuka lapak dagangnya di sebelah timur pos polisi alun – alun, dari jam 11 siang hingga malam, terkadang masih sore pun dagangnya sudah ludes di serbu para pelanggannya .
Dengan awal mulai berdagang untuk satu porsi tahu gejrot seharga 3 ribu hingga sekarang, untuk satu porsi di hargai sampai 12 ribu untuk tiap porsi .
Menurut pardi , bersamaan dengan kenaikan harga sayur mayur yang merangkak liar harganya seperti bawang merah, tomat, cabai dan sebagainya. Dirinya terpaksa menaikan harga untuk satu porsi penuh tahu gejrotnya seharga 12 ribu.
“Alhamdulillah mas, para pelanggan sudah tahu jika harga cabai sebagai bahan utama sambal tahu gejrot naik harganya, mereka tidak protes” ujar Pardi.
Citra salah seorang pelanggannya mengatakan, jika tahu gejrot di sini berbeda dengan di tempat lain, rasa pedasnya cabai asli dan tidak terlalu lama pedas di mulut.
Saa masa pandemi kemarin, Pardi tetap berdagang seperti biasa bahkan ketika harga pokok semuanya naik, tidak mempengaruhi dagangnya, masih dan bahkan cenderung naik omzetnya Jutaan rupiah dalam sehari . (Ragil 74)