DETEKSINFO.COM, MAMUJU TENGAH – Kabar hilangnya beras Bantuan sosial (Bansos) yang seharusnya diterima warga Desa Tumbu, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) ditanggapi Kepala Desa Tumbu, Usman Jabi.
Ditemui awak media, dikediamannya, Rabu (8/1/2025), Usman Jabi mengaku awalnya tidak mengetahui adanya beras hilang tersebut.
Ia menjelaskan, dirinya baru mengetahui setelah banyaknya pemberitaan di media dan adanya pengaduan dari Kepala Dusun terkait adanya warga penerima tidak mendapatkan hak mereka.
“Saya baru tau (kabar hilangnya beras) setelah ada Pak Dusun datang mengadu ada warganya tidak mendapatkan beras,” jelasnya
“Lantas saya jawab, kenapa bisa? Saya kemudian bertanya lagi apakah warga tersebut terdaftar namanya?” ujar Usman menirukan pertanyaannya kepada Kepala Dusun.
Lebih lanjut ia mengatakan, setelah menerima laporan tersebut dirinya langsung mengonfirmasi pendamping Bansos.
Setelah ditelusuri, ternyata beras bantuan benar kurang delapan sak.
Meski demikian, ia tidak bisa memastikan apakah beras tersebut hilang di Kantor Desa atau memang tidak cukup saat menerima beras tersebut tiba di Kantor Desa dari pihak pemberi beras.
“Memang kami akui lalai, karena setiap beras yang datang diterima begitu saja tanpa kami mengkroscek dan menghitung ulang, dan kami akui itu kekeliruan kami,” akunya.
Olehnya itu, berbekal pengalaman dari kejadian ini, dirinya akan lebih teliti saat menerima beras Bansos.
“Bila perlu, hari ini beras tiba di Kantor Desa, hari ini juga kami langsung undang masyarakat untuk disalurkan,” ucapnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Supervisor Operasional PT Jasa Prima Logistik Bulog Sulselbar, Sandy Rulianto mengatakan, penyaluran beras di Desa Tumbu, Kecamatan Topoyo sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
“Untuk alokasi Desember sudah disalurkan 100 persen,” jelasnya.
Menurutnya, memang ada beberapa penerima bantuan pangan yang diwakili karena berhalangan hadir.
Namun, hal ini sesuai juknis dari Badan Pangan Nasional dimana ketika penerima bantuan pangan berhalangan hadir, maka bisa diwakili oleh anggota keluarga lain, tetangga terdekat ataupun aparat desa.
“Hal ini agar beras tersebut tidak terlalu lama berada di kantor desa karena dikhawatirkan beras akan rusak/berkutu apabila terlalu lama tersimpan di kantor desa,” pungkasnya.
Ia juga menjelaskan, penyaluran bantuan pangan menggunakan barcode dari transporter dimana setiap penerima bantuan pangan difoto pada saat pengambilan beras.
Informasi tambahan, jumlah penerima bantuan beras bansos Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Tumbu sebanyak 228 orang. (*)
Pewarta Deteksinfo.com : Chaerul
Editor : Novi